Sabtu, 26 Desember 2015

SEBUAH PERPISAHAN


Kehidupan ini terkadang memang seperti sebuah misteri. Kita tidak pernah mengetahui apa yang akan terjadi di masa depan. Begitu pula yang terjadi dengan kesempatan menikmati kehidupan dunia ini. Berapa panjang waktu yang Dia berikan untuk kita menjalani kehidupan ini. Hanya  Dia Sang Pemilik Kehidupan Yang Maha Mengetahui.
Maka dari itu usia seseorang memang tak pernah bisa di perkirakan. Itulah yang terjadi terhadap pasangan hidup saya. 


Di antara sisa-sisa kesedihan saya mengenang kepergian anak saya yang meninggal dalam kandungan beberapa bulan yang lalu, kini seolah ingin menyempurnakan kesedihan hati ini orang yang mendampingi hidup saya selama belasan tahun ini pun akhirnya menghadap ke pangkuan Ilahi. Dia ayah dari anak-anak yang pernah saya kandung namun mereka semua akhirnya meninggalkan saya. 

Ketika itu perasaan saya  seperti melayang , dunia seakan berhenti berputar sejenak. Duka ini begitu mendalam ditinggal orang-orang yang semula diperkirakan akan menemani  saya dalam menyongsong hari-hari yang akan datang. Sejenak saya merasa benar-benar dalam kesendirian. Tak terbayangkan akan menjalani hari-hari dalam kesepian.

Saya merasa satu episode kehidupan saya akhirnya berlalu begitu saja. Keluarga  yang  ingin saya bina  ini seolah lenyap seketika dari kehidupan ini dan hanya menyisakan diri saya sendiri. Lima anak yang pernah saya kandung yang akhirnya harus kembali kepadaNya sebelum sempat lebih lama menjalani kehidupan di dunia ini dan kemudian berakhirlah  satu babak kehidupan ini dengan kepergian sang ayah dari anak-anak saya itu. Padahal baru beberapa bulan yang lalu ananda saya yang kelima meninggal dalam kandungan sebelum sempat lahir ke dunia ini masih menyisakan kepiluan yang begitu dalam.

 Sungguh terasa begitu beratnya menerima kenyataan ini. Kadang hati kecil saya bertanya kenapalah saya orang yang dipilih Allah untuk menjalani perjalanan hidup seperti ini. Sering saya melihat di seliling saya bahkan teman-teman saya yang memiliki keluarga lengkap dan menjalani perjalanan hidup yang sewajarnya. Mengapa saya harus menjalani kehidupan yang berbeda dan lebih berliku.Ya, kadang pertanyaan itu memenuhi pikiran saya.

Tapi di lain waktu saya tersadar bahwa semua ini adalah suratan yang sudah ditetapkan oleh Sang Pencipta. Dan itu sudah merupakan sesuatu yang tak bisa dihindari lagi. Sebagai manusia yang beriman kita harus bisa menerima segala sesuatu yang telah ditetapkan olehNya. Walaupun sangat sedih dan pedih kita harus kuat untuk melewatinya.

Semua itu mungkin merupakan  satu lagi bentuk ujian yang diberikan kepada diri saya.Walaupun seberat apapun bentuk ujian yang menerpa dalam kehidupan ini lebih baik berusaha untuk tidak berlarut-larut dalam kesedihan dan tetap bersikap positif. Tak perlu kita perbandingkan dengan kehidupan yang orang lain jalani. Karena setiap manusia punya jalan hidup yang berbeda. Mungkin Allah punya rencana yang lebih baik untuk masa depan saya. Semoga ada hidayah yang terselip di balik semua cobaan itu. 

Untuk mereka yang sudah pergi, hanya do'a yang bisa saya panjatkan agar mereka  semua bisa lebih tenang berada di sisi Sang Pemilik Alam Semesta ini. Mereka semua adalah titipan yang pernah ada dalam kehidupan saya. Dan kini Dia telah mengambilnya kembali dari saya. Mungkin inilah yang terbaik untuk saya dan untuk mereka. Walau masih dalam kepedihan yang mendalam kan ku ikhlaskan semuanya. Selamat jalan anandaku... Selamat jalan suamiku...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar