Minggu, 09 September 2012

PENYAKIT PAROTITIS EPIDEMIKA



Pasca lebaran beberapa hari lalu saya merasa tubuh saya nggak fit. Padahal lebaran tahun ini benar-benar saya lalui dengan agak santai. Enggak terlalu mempersiapkan lebaran secara khusus. Juga saya nggak jalan-jalan kemana-mana. Awalnya saya merasa seperti terkena sakit panas dalam karena agak susah buat menelan makanan. Sering sih saya terserang sakit panas dalam yang biasanya di awali sakit tenggorokan sehingga susah buat menelan. Biasanya setelah itu tenggorokan menjadi gatal  dan akhirnya jadi batuk. Selain itu sering juga disertai demam dan flu. Ini memang penyakit langganan saya sejak dari kecil. Biasa bisa sembuh dalam beberapa hari dan kadang-kadang juga harus ke dokter.

Kali ini saya merasa selain tenggorokan yang susah buat menelan kemudian bibir terasa menebal. Rasanya seperti disengat serangga atau bisa juga seperti terkena alergi. Kemudian kedua rahang terasa sakit dan agak memanas. Tanpa saya sadari ternyata kedua pipi mulai membengkak dan tubuh mulai demam. Dan terasa semakin parah ketika gigi saya menjadi sakit begitu menyentuh makanan. Ini sih sama saja dengan sakit gigi juga. Tapi ini justru lebih parah  dari sakit gigi biasa karena semua gigi terasa sakit. Untuk menghilangkan sakit saya minum parasetamol. Lumayan sakit mereda dan saya bisa makan. Ternyata ini hanya berlangsung beberapa jam kemudian sakit giginya kambuh lagi. Dan bukan gigi saja yang sakit, saya merasa pipi saya memanas dan telingapun terasa sakit. Ternyata pipi saya jadi semakin besar. Aduh…ini penyakit apa? Benarkah ini yang disebut sakit gondongan? Apakah sama dengan penyakit gondok?

Tidak menyangka saya akan mengalami penyakit ini yang biasanya menyerang anak-anak. Dan penyakit yang semula saya anggap sepele ini ternyata membuat saya kerepotan. Karena selain membuat minus penampilan juga benar-benar membuat merasa nggak nyaman. Coba bayangkan dengan kedua belah pipi membesar tentu akan kelihatan aneh penampilan kita dari yang biasanya. Tapi yang paling dashyat efek yang menyertai penyakit ini yaitu sakit gigi. Mungkin kalau ada tingkatannya yang saya alami ini termasuk yang agak parah karena sampai kedua pipi lumayan besar. Saya sering melihat anak-anak kena penyakit ini dan kebanyakan hanya sebelah pipi saja dan kelihatannya mereka santai-santai saja malah masih sempat bermain-main dengan teman-temannya. Biasanya mereka hanya diberi obat tradisional yaitu dibalurkan blau ( serbuk  berwarna biru untuk pencuci baju ) di bagian yang membengkak.

Saya yang awalnya menganggap ini penyakit ringan dan tidak berencana memeriksakan diri ke dokter akhirnya menyerah untuk berobat juga ke dokter. Menurut dokter ini adalah penyakit yang disebabkan oleh sejenis virus dan bisa menular terutama terhadap anak-anak. Penyakit ini akan segera sembuh cukup dengan minum obat dan istirahat total. Biasanya dalam waktu 2 atau 3 hari kelenjar yang membengkak akan mengecil dan normal kembali. Tapi untuk yang bengkaknya yang sebesar saya ini menurut dokter mengecilnya agak lama. Bisa-bisa sampai seminggu. Waduh…jadi selama itu harus ngumpet supaya  wajah saya nggak kelihatan anehnya. Ya…sudahlah yang penting setelah berobat saya berharap sakit giginya berkurang dan bisa makanlah walaupun harus yang lembut-lembut  dahulu.

Penyakit gondongan dan gondok sama-sama pembengkakan kelenjar. Tapi penyakit gondok dan gondongan itu berbeda. Kalau gondok itu adalah gangguan di hormon tyroid sehingga leher yang membengkak sedangkan gondongan itu ditimbulkan oleh virus yang menyerang kelenjar ludah sehingga yang terlihat membesar adalah pipi. Kalau gangguan hormon tyroid bisa menimbulkan tumor jinak di leher bahkan sampai menjadi kanker. Itulah sebabnya diperlukan tindakan operasi. Gangguan kelenjar tyroid biasanya bisa disebabkan karena kekurangan zat yodium. Sedangkan penyakit gondongan itu dipicu oleh virus dan dapat menular. Yang dirasakan memang seperti terserang demam plus membengkaknya pipi disertai rasa panas dibagian yang bengkak. Untuk yang saya alami malah ditambah rasa sakit di semua gigi.

Setelah minum obat juga ternyata gigi saya masih terasa sakit juga bahkan saya harus minum obat dulu baru makan. Memang di aturan minum obatnya nggak tertulis sebelum atau sesudah makan jadi saya minum obat dulu setelah obat bereaksi dan gigi nggak terasa sakit baru saya bisa makan. Sekitar 5 hari  baru kedua pipi mulai mengecil  namun masih terasa keras. Setelah bengkak mengecil  kemudian gigi nggak sakit lagi walau tidak minum obat. Jadi memang sakit gigi tersebut terjadi karena efek yang timbul dari pembengkakan di sekitar gusi dan pipi. Namun setelah tidak bengkak lagi ternyata demamnya masih sering timbul sampai beberapa hari kemudian. Yang masih terasa sampai saat ini adalah  lemas pada kedua kaki seperti  merasa kelelahan setelah berjalan jauh.  Apakah itu efek dari  obat-obatan yang di minum? Entah apalah penyebabnya. Mudah-mudahan  saja keadaan akan segera normal kembali.

Demikianlah saya jadi punya pengalaman sakit gondongan. Padahal waktu kecil belum sempat kena. Ada-ada saja penyakit ini ya biasa menyerang anak-anak sekarang malah orang dewasa yang kena. Jadinya saya dapat merasakanlah seperti itu sakitnya. Tapi sebenarnya penyakit ini bisa menyerang segala umur. Karena daya tahan tubuh seseorang sedang lemah maka mudah terinfeksi virus tersebut. Mungkin demikian yang terjadi pada saya. Ini sekedar berbagi sedikit informasi mengenai penyakit parotitis epidemika atau masyarakat lebih mengenalnya dengan gondongan.  Semoga saja saya nggak pernah mengalaminya lagi dan terutama sakit giginya yang  bikin nggak tahan…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar