Senin, 28 Desember 2015

KISAH DUKA DI TAHUN 2015


Waktu yang berjalan seolah melaju tak terbendung lagi. Belum terlalu lama rasanya berada di tahun 2O15 namun sebentar lagi tahun 2015 akan segera terlewati. Semua yang terjadi di tahun tersebut akan menjadi bagian dari sebuah sejarah.
Bagi saya sendiri tahun 2015 adalah tahun yang akan saya ingat selalu karena di tahun ini telah terjadi peristiwa penting yang sangat berpengaruh
dalam kehidupan saya. Tahun yang saya lalui dengan penuh derai air mata.


Masih sangat segar dalam ingatan saya ketika memasuki tahun 2015 yang  saya sambut dengan penuh suka cita karena ketika menjelang akhir tahun 2014 Allah memberikan anugerah kepada saya yaitu saya diberi kesempatan untuk hamil kembali.

Saya merasakan hal itu adalah karunia yang sangat berarti dalam kehidupan saya. Mungkin inilah saatnya Allah memberikan kesempatan kepada saya untuk menjadi seorang Ibu walaupun agak terlambat. Demikianlah yang terpikirkan oleh saya saat itu. Empat kali gagal mungkin yang kelima  sudah waktunya berhasil. Seperti itulah harapan yang tumbuh di hati. Berbekal pengalaman kegagalan yang berulang-ulang sayapun berusaha lebih berhati-hati menjaganya.Namun sebesar-besarnya usaha dan setinggi-tingginya pengharapan semua akan berujung pada keputusanNya. Tak ada yang bisa mengubah semua ketetapanNya.

 Pada tanggal 18 April 2015 itulah sang bidadari kecil dalam kandungan saya itu diketahui telah tak bernafas lagi. Seketika semua pengharapan itu runtuh. Tangis duka mewarnai hari-hari yang saya lalui. Dan sebenarnya sebelum kejadian ini terjadi ada suatu kejadian yang cukup membuat hati saya sangat gundah. 

Ketika sebulan sebelum peristiwa itu terjadi saya mendapatkan kenyataan yang sungguh tak terduga. Saat itulah telah terjadi perubahan besar pada kepribadian suami saya. Di tengah-tengah semangat dan keceriaannya akan menyambut kehadiran putri yang diharapkannya tiba-tiba saja perubahan drastis telah terjadi pada sikapnya. Keceriaannya itu tiba-tiba lenyap dan tergantikan dengan sifatnya yang jadi murung dan pendiam. Hal ini bagi saya atau mungkin bagi siapapun yang pernah mengenalnya tentu sangat aneh. Dalam satu malam seseorang yang semula penuh semangat dan  selalu aktif bisa berubah sebaliknya. 

Sejak perubahan yang terjadi itu membuat perhatiannya tak ada lagi pada saya dan anak yang saya kandung. Berbeda sekali dengan sebelumnya yang begitu sangat perhatian. Perubahan itu cukup membuat bathin saya terguncang.Saya merasa seperti tak bersamanya lagi. 

Sungguh saya telah merasa kehilangan sosok yang sudah cukup lama saya kenal. Dan ini menimbulkan tanda tanya yang besar. Apakah yang menyebabkan perubahan dratis itu terjadi pada dirinya. Pertanyaan itu tak kunjung terjawab juga sehingga saya merasa bingung dan sangat sedih. Kesedihan akhirnya bertambah dengan kepergian buah hati yang saya harapkan hadir ke dunia ini.

Musnahlah sudah harapan saya untuk memiliki seorang anak. Untuk kelima kalinya saya gagal lagi. Apakah saya masih bisa berharap lagi? Sementara keadaan orang yang belasan tahun sudah mendampingi hidup saya saat itu sudah jauh berbeda. Tak dapat saya hindari rasa sedih itu begitu memenuhi ruang hati saya.

Kenyataan yang saya hadapi ketika itu sangat bertolak belakang dengan harapan saya. Lalu beberapa bulan kemudian terjadilah peristiwa yang benar-benar menguras air mata.Tak pernah diperkirakan sebelumnya bahwa perubahan yang terjadi pada suami adalah pertanda bahwasanya ada sesuatu masalah pada kesehatannya. Ternyata hal tersebut adalah masalah kesehatan yang serius yang kemudian mengantarkannya harus di rawat di rumah sakit. Ya, dia ternyata menderita suatu penyakit di otaknya sehingga kemudian menyebabkan kesadarannya terus menurun. Dan akhirnya jiwanya tak dapat diselamatkan.

Dia pergi untuk selama-lamanya empat bulan lebih setelah kepergian anak kami yang masih dalam kandungan. Hati siapa yang tak akan sedih menghadapi kenyataan tersebut. Di saat mengharap seorang anak yang akan hadir di kehidupan saya tapi justru saya kehilangan anak tersebut sekaligus ayahnya. Tak terbendung rasa duka ini seakan bagaikan mimpi buruk. Hal ini benar-benar ujian yang berat bagi saya.  Sekuat hati saya berusaha mengikhlaskannya. 

Yang membuat saya sangat menyesal bila mengingatnya yaitu ketika saya tak menyadari "pertanda" yang terjadi pada suami saya sebelumnya. Itu seperti sebuah pukulan yang sangat melukai hati saya yang membuat saya merasa bersalah yang berkepanjangan. Namun semua penyesalan yang saya rasakan sudah tak ada gunanya. Yang harus saya lakukan yaitu berusaha kuat untuk menerima keadaan yang sudah terjadi. 

Saya harus meyakinkan diri bahwa  semua peristiwa yang saya alami adalah suratan yang sudah ada dalam catatan sang Pemilik Kehidupan ini. Dengan cara seperti itu setidaknya terasa sedikit mengurangi beban penyesalan yang ada di hati.

Sungguh semua hal yang jauh dari dugaan ini saya alami di tahun ini. Saya benar-benar mengalami bagaimana sakitnya ditinggal oleh seseorang yang begitu dekat dalam hidup saya. Saya merasa kehilangan segalanya. Orang-orang yang saya kira akan menemani hari-hari saya ke depan telah pergi. Betapa luka itu telah meninggalkan perih yang tak terlukiskan.


Begitulah peristiwa maha penting yang telah membuat perubahan yang terjadi dalam kehidupan saya.  Semoga ada hikmah di balik cerita pilu ini. Semua akan jadi kenangan yang selalu saya ingat. Selamat tinggal tahun 2015 beserta semua kenangan yang tertinggal di sana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar