Selasa, 08 Juli 2014

KETIKA DI LUPAKAN


Sejak mengenal dunia jejaring sosial dan pertemanan di internet semakin terbuka kesempatan kita untuk terhubung kembali dengan teman-teman di masa lalu. Tentu ini kesempatan baik untuk menjalin kembali persahabatan yang telah terhenti seketika karena perpisahan di dunia nyata bertahun-tahun yang lalu. 
Saling menyapa dan saling mengabari setelah bertahun-tahun bahkan puluhan tahun tak bersua tentu sebuah kesempatan yang menyenangkan walau tak bertemu secara langsung.

Namun seperti ada yang kurang di masa lalu ketika saya merasa tidak diingat sama sekali oleh teman-teman yang masih bisa saya ingat dengan baik sampai saat ini. Mungkinkah kehadiran saya di masa lalu mereka begitu tidak pentingnya? Sehingga tak ada lagi jejak sosok saya yang tertinggal dalam ingatan mereka. Ah...apakah sampai seredup itu aura diri saya di masa lalu sehingga terus memudar dan lenyap di telan waktu.

Apalagi ini tentang kenangan yang telah tersapu bersih dari ingatan teman-teman yang pernah satu sekolah dengan saya. Eh...satu sekolah saja mending kalau lupa. Ini malah yang satu kelas lagi bahkan yang pernah duduk sebangku. Ih...dianggap apa pula saya dulunya. Yang lebih parah lagi teman yang pernah makan serantang berduapun tidak menyimpan sedikitpun ingatannya tentang saya. Padahal saya sudah berusaha keras membangkitkan ingatannya sebisa mungkin tapi sepertinya ia lupa sama sekali. Ya, sudahlah akhirnya saya pasrah saja.

Untuk teman yang pernah sebangku dengan saya bahkan butuh waktu berbulan-bulan atau malah setahun lebih untuk dapat mengingat saya dengan baik. Itupun saya harus bersyukur pada akhirnya ia ingat juga pada saya. Kalau malah tidak ingat sama sekali maka hilanglah kesempatan saya untuk dapat bernostalgia tentang masa lalu kami.

Begitulah banyak memang di antara teman-teman saya itu yang tak mengingat saya lagi. Terkadang saya sempat merasa kecil hati menyadari kenyataan tersebut. Namun saya juga harus sadar diri kalau dulu saya memang bukan orang yang supel dalam pergaulan bahkan cenderung tertutup. Jadi memang boleh dibilang pantas juga jika kehadiran saya di masa lalu itu tidak meninggalkan rekam jejak yang mendalam dalam memori teman-teman. Tapi bisa-bisanya juga ya teman sebangkupun sampai yang segitu dekatnya dengan saya dulu itu jadi lupa total.

Rasa tidak percaya diri saya di masa lalu seakan menjadi faktor pendukung diri saya untuk pantas dilupakan. Krisis kepercayaan diri saya di masa lalu membuat saya membatasi diri dalam pergaulan. Tentu ada hal pribadi yang melatarbelakangi  sikap saya ketika itu. Ada suatu sisi kehidupan saya yang menjadikan saya menutup diri. Namun saat ini belum dapat saya kemukakan di sini. Biarlah saat ini tetap jadi cerita yang masih tersimpan rapi di hati.

Kembali pada masalah tidak ingatnya teman-teman pada saya mungkin salah satu yang bisa jadi media pengingat bagi mereka adalah foto masa lalu. Ini pasti bisa membangkitkan ingatan seseorang begitu melihat wajah saya di masa lalu. Tapi ternyata untuk seseorang yang nggak pedean seperti saya nampang di foto dengan jelas adalah hal yang tabu. Jadi saya memang nggak punya sama sekali 'barang bukti' yang menyatakan saya memang ada dan pernah jadi bagian masa lalu mereka.

Dengan kenyataan seperti itu jadi saat ini sayapun harus membatasi diri untuk sekedar 'say hello' pada setiap orang yang saya rasa pernah sangat kenal di masa lalu. Jadi saya harus tanya dulu apakah ia ingat sama saya?
Kalau ia bilang lupa dan sudah dijelaskan panjang lebar juga masih lupa ya sudah. Tapi ada juga yang bilang agak ingat-ingat lupa padahal sebenarnya mungkin lupa. Maksudnya tentu hanya ingin menyenangkan diri saya saja. Memang ada juga yang bilang seperti itu. Tapi ya sudahlah. Semua sudah jadi cerita masa lampau dan tak mungkin bisa terulang lagi. 

Meskipun dilupakan saya tetap bersyukur karena saya masih bisa diberi ingatan yang baik tentang mereka, teman-teman masa lalu saya. Kalau justru saya juga lupa bisa jadi tak ada lagi cerita-cerita nostalgia yang bisa dikenang kembali. Semua akan terlewati begitu saja karena sama-sama melupakan. Jadi ya tetap merasa berbahagia  saja mesti sudah banyak yang melupakan saya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar