Sabtu, 02 Februari 2013

KETIKA HARUS MEMILIH



Hidup ini terkadang di hadapkan pada keadaan harus memilih. Sekali pun pilihan-pilihan itu tak seutuhnya  menjadi pilihan  hati kita yang terbaik. Namun begitulah kenyataan. Tidak ada yang seratus persen sempurna, bukan?

Dan jika memilih salah satupun ada pihak-pihak yang dikecewakan dengan pilihan kita. Selalu ada saja anggapan negative yang terselip terhadap pilihan kita.
Sesungguhnya banyak orang yang hanya menduga-duga karena mereka tidak mengetahui apa alasan kita  memilih A, bukan B atau C. Dan kita memutuskan pasti ada alasan tertentu. Namun biarlah apapun yang terjadi dengan tanggapan orang lain terhadap diri kita jangan sampai menghambat diri kita untuk segera mengambil suatu keputusan. Karena jika kita hanya memikirkan untuk selalu menjadi sempurna di mata orang akan membuat kita selalu bimbang untuk mengambil keputusan. Dan hal itu akan hanya membuat kita terombang ambing tanpa bisa mengambil sikap.

Beberapa waktu lalu saya bertemu dengan beberapa orang yang baru mengikuti psikotest untuk calon legislatif dan mereka cerita kalau soal-soal di psikotes itu membingungkan karena di antaranya harus memilih salah satu jawaban di antara dua jawaban yang sebenarnya tidak satupun  menjadi  pilihan mereka bahkan keduanya sangat bertentangan dengan hati mereka tetapi harus tetap di pilih. Soal –soal di psikotest sebenarnya bisa diibaratkan dengan keadaan yang ada dalam kehidupan ini di mana ada hal-hal yang harus di pilih di antara pilihan-pilihan yang sebenarnya bertentangan dengan hati kita.

Tiba-tiba teringat juga dengan acara Hitam Putih di Trans 7 di mana ada segmen Question of Life untuk salah satu bintang tamunya. Di  beberapa pertanyaan tersebut selalu membuat bintang tamu kebingungan karena harus  memilih salah satu dari dua jawaban yang sebenarnya sulit untuk dipilih karena dua-duanya mungkin bertentangan dengan hatinya. Tapi tetap harus di pilih. Ya, begitu pun dengan kenyataan yang kita hadapi dalam kehidupan sehari-hari. Banyak sekali hal-hal yang sesungguhnya tak ingin kita pilih tetapi ya tetap harus dipilih. Kalau pun terpaksa memilih terkadang ada beberapa pihak yang dikecewakan karena ada kepentingannya yang dikorbankan. Namun begitulah hidup ini tak ada keputusan yang bisa menyenangkan semua orang. Jadi mau tidak mau, suka tidak suka harus berlapang dada menerima kritik, kecaman ataupun bentuk protes apapun sebagai dampak dari sebuah pilihan. Sesulit-sulitnya pilihan tetap harus di pilih.



2 komentar:

  1. dan semoga pilihan yg kita pilih adl pilihan terbaik :)

    BalasHapus
  2. mudah-mudahan saja begitu ya, mbak myra anastasia. Terima kasih sudah berkunjung

    BalasHapus