Saya mengenalnya ketika berada di kelas 1
Sekolah Menengah Kejuruan. Waktu itu ia selalu tersenyum dan menyapa saya.
Kamipun jadi sering bertegur
sapa. Akhirnya saya mulai akrab dengannya. Setelah berada duduk di kelas 2 kami
duduk sebangku dan saya mulai mengenalnya lebih jauh.
Ia adalah seorang yang sangat sederhana dan teman-teman bilang ia orang yang cuek. Kalau bicara juga suka blak-blakan. Ia juga membenci hal-hal yang bersifat cengeng. Entah bagaimana saya yang kata orang bersifat lembut dan pendiam bisa akrab dengannya. Tapi bagi saya ia adalah teman yang menyenangkan dan selalu mengerti saya.
Ia adalah seorang yang sangat sederhana dan teman-teman bilang ia orang yang cuek. Kalau bicara juga suka blak-blakan. Ia juga membenci hal-hal yang bersifat cengeng. Entah bagaimana saya yang kata orang bersifat lembut dan pendiam bisa akrab dengannya. Tapi bagi saya ia adalah teman yang menyenangkan dan selalu mengerti saya.
Hari-hari saya lalui bersamanya dalam suka
dan duka. Kesederhanaan dan kecuekannya membuatnya justru cukup di kenal diantara teman-teman sekelas. Kehidupannya yang
menumpang tinggal di rumah saudara dan jauh dari orang tua kadang membuat saya turut prihatin. Apalagi ketika kiriman uang sekolah terlambat datang ia harus
berpikir keras mengatasi pembayaran uang
sekolah yang sudah jatuh tempo dan pengeluaran biaya-biaya lain sehari-hari.
Berbeda sekali dengan diri saya yang tinggal bilang ke orang tua langsung
diberikan. Namun keadaannya itu tidak pernah membuatnya mengeluh.
Ia selalu menemani saya kemana saja saya mau. Bahkan kami senang berjalan kaki tak peduli panas terik membakar kulit
kami atau hujan menyirami tubuh kami. Kami berbeda agama dan saya selalu
menghindari pembicaraan tentang agama karena ia pasti akan bersikeras tentang
keyakinannya itu. Ini memang hal yang agak sensitive kalau tiba-tiba secara tidak sengaja tersentuh dan jadi bahan
pembicaraan kami. Sebenarnya dalam segala hal ia termasuk orang yang keras
dalam mempertahankan pendapatnya. Dan ia adalah orang yang selalu mengatakan
apa adanya tentang sesuatu. Kalau menurutnya baik dikatakan baik dan kalau menurutnya jelek dikatakan jelek tanpa basa
basi. Tentu sangat berbeda dengan diri saya yang selalu hati-hati dalam
berkata-kata dan takut membuat orang
lain tersinggung. Namun perbedaan-perbedaan ini tidak menjadi penghalang kami
berteman dekat. Saya bisa sangat mengerti dengan sifatnya dan mungkin ia juga
begitu terhadap saya. Perselisihan-perselisihan kecil adalah bumbu persahabatan
kami.
Tanpa terasa kebersamaan kami akhirnya
dipisahkan karena kami sudah menyelesaikan sekolah kami. Iapun kembali ke kota
tempat orang tuanya tinggal. Dan saya tetap berada di kota saya. Tapi komunikasi
kami tidak pernah putus karena kami saling berkirim surat. Itu yang kami
lakukan karena ketika itu belum ada handphone yang mempermudah untuk saling
berkomunikasi. Ia menceritakan keinginannya untuk bekerja di luar negeri agar
bisa mendapatkan penghasilan yang lebih besar. Bahkan ia sempat mengatakan
punya rencana mau melamar kerja di kapal pesiar Amerika.
Beberapa waktu kemudian tiba-tiba ia
muncul dihadapan saya. Tentu saya sangat senang dapat bertemu lagi dengannya.
Ia mengatakan ada keperluan
dengan saudaranya yang tinggal di kota saya. Beberapa hari saya habiskan waktu
bersamanya sehingga akhirnya ia kembali kotanya. Dan kami masih melanjutkan
surat menyurat. Ia kemudian mengabarkan
akan bekerja di negeri jiran, Malaysia. Kemudian ketika ia sudah bekerja
kami tetap berkomunikasi melalui surat
bahkan kirim -kirim foto. Sungguh panjang isi surat-surat kami sampai beberapa lembar halaman folio saking
banyak yang diceritakan. Bahkan saya selalu membaca surat yang akan saya kirimkan
padanya berkali-kali untuk memastikan tak ada cerita yang terlewatkan untuk disampaikan padanya.
Beberapa tahun berada di negera tetangga
akhirnya ia kembali ke kotanya. Ia kemudian bercerita kalau orang tuanya akan
pindah ke kota lain. Dan setelah pindahpun ia tetap berkirim surat kepada saya.
Sampai suatu hari ia mengatakan akan mengunjungi seseorang kerabatnya yang
tinggal di Jawa Barat. Dan saya juga sudah lupa
dalam suratnya ia menceritakan apakah ia akan tinggal di sana atau hanya
berkunjung saja. Itulah surat terakhir yang saya terima darinya. Karena surat saya kemudian tidak berbalas lagi. Saya benar-benar kehilangan jejaknya. Pernah saya datangi ke tempat tinggalnya dahulu ketika masih menumpang di rumah saudaranya
sekedar mencari kabar beritanya. Tapi ternyata saudaranya itu telah pindah.
Sekian tahun sudah berlalu dan kini ketika
era internet sudah merajalela yang
namanya jejaring social dan pertemanan facebook tentu sudah tak asing lagi bagi sebagian orang. Dari
yang anak-anak sampai yang tua menggunakan media ini untuk berinteraksi dengan
teman-temannya. Dan sayapun menemukan banyak teman lama melalui jejaring social
ini. Satu per satu teman lama saya temukan. Kami bisa saling menyapa bahkan
bertemu langsung dengan beberapa teman-teman lama. Namun sampai saat ini saya tidak menemukan keberadaan sahabat saya itu.
Pertemuan dengan teman-teman lama tentu
sangat menyenangkan walau sekedar lewat dunia maya. Saya yang dulu pendiam,
pemalu, dan tertutup ternyata tak cukup diingat dengan baik oleh beberapa
teman saya. Tapi bagaimana saya mengingatkan mereka tentang diri saya? Bahkan di foto-foto jadul yang bermunculan di
dinding facebook pun foto - foto saya nyaris tak ada karena saya memang dulu tak suka di foto. Tapi ketika saya menyebut
nama sahabat saya itu pasti semua mengingatnya . Jadi saya selalu menyebut bahwa saya adalah yang dulu duduk sebangku dengannya. Dan merekapun mulai mengingatnya.
Saya sangat berharap pertemuan dengannya kembali.
Membayangkan komunikasi kami dulu dengan surat saja sudah begitu serunya serasa
tak mengingat rentang waktu dan jarak. Namun dengan kemajuan tekhnologi yang
ada sekarang ini urusan berkomunikasi
jarak jauh jadi lebih praktis lagi. Seandainya pun ia bukan orang yang
sempat bersentuhan dengan internet atau
jejaring social facebook saat ini tentulah ia memiliki handphone yang juga bisa digunakan untuk berkomunikasi
langsung. Dengan sekali tekan komunikasi sudah terhubung dan bisa mengobrol sepuasnya. Dan dengan hanya mengetik sekumpulan kata-kata kabar beritapun terkirim ke tujuan dalam
beberapa detik. Bayangkan dulu kami harus menunggu berhari-hari untuk saling
berbalas kabar tapi kami senang melakukannya. Sesungguhnya di hati kecil saya punya keyakinan saya pasti akan segera mengetahui keberadaannya walaupun mungkin
tidak dalam waktu dekat ini. Semoga saja sahabat saya itu kini selalu diberi
kebahagian dan kesehatan sehingga kami dapat bertemu kembali atau paling tidak
dapat saling memberi kabar. Saya sangat menantikan kabar nya. I miss you, my
friend.
Yuk Merapat Best Betting Online Hanya Di AREATOTO
BalasHapusDalam 1 Userid Dapat Bermain Semua Permainan
Yang Ada :
TARUHAN BOLA - LIVE CASINO - SABUNG AYAM - TOGEL ONLINE ( Tanpa Batas Invest )
Sekedar Nonton Bola ,
Jika Tidak Pasang Taruhan , Mana Seru , Pasangkan Taruhan Anda Di areatoto
Minimal Deposit Rp 20.000 Dan Withdraw Rp.50.000
Proses Deposit Dan Withdraw ( EXPRES ) Super Cepat
Anda Akan Di Layani Dengan Customer Service Yang Ramah
Website Online 24Jam/Setiap Hariny